WHAT'S NEW?
Loading...

SENSOR JARAK DENGAN ULTRASONIC

BASIC-5


                Gelombang ultrasonik merupakan gelombang yang umum digunakan untuk radar untuk mendeteksi keberadaan suatu benda dengan memperkirakan jarak antara sensor dan benda tersebut. Dalam ebook ini, kita akan mempelajarinya dengan salah satu sensor ultrasonik HC-SR04 sebab sensor ini juga relatif terjangkau untuk pembelajaran.


Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi (jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi ultrasonik).
Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik dapat didengar oleh anjing, kucing, kelelawar, dan lumba-lumba.


Berikut ini adalah beberapa aplikasi dari gelombang ultrasonik:
- Dalam bidang kesehatan,
- Dalam bidang industri
- Dalam bidang pertahanan

dibawah ini adalah gambaran cara kerja ultrasonic:



                                  Pada sensor ultrasonik, gelombang ultrasonik dibangkitkan melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator
95
diterapkan pada benda tersebut.




1. VCC pada HC-SR04 dihubungkan ke +5V pada board Arduino

2. GND disambungkan ke GND

3. Pin Trig (Trigger) disambungkan ke pin 10 pada board Arduino

4. Pin Echo disambungkan ke pin 9 pada board Arduino

5.lalu buka serial monitor yang berada di pojok kanan atas aplikasi arduino

MENENTUKAN INTENSITAS CAHAYA DENGAN ARDUINO

BASIC-4


Salah satu jenis sensor cahaya adalah LDR (Light Dependent Resistor). Dengan sensor ini, kita bisa membuat alat yang berkaitan dengan cahaya seperti jemuran otomatis, tracking arah sumber cahaya matahari, lampu otomatis (untuk rumah, aquarium, dll), atau sebagai pengatur intensitas cahaya lampu untuk tananaman di dalam ruangan, dan banyak lagi lainnya. Di pasaran ada LDR yang berukuran 4 mm dan 11 mm. adalah LDR dengan ukuran 11 mm.
 
LDR disebut juga sebagai photoresistor sebab alat ini akan memiliki resistansi yang akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya. Dalam kondisi gelap, resistansi LDR bisa mencapai 10 M ohm, tapi dalam kondisi terang, resistansi LDR turun hingga 1 K ohm bahkan bisa kecil lagi (Gambar 6.2 dan 6.3). Sifat inilah yang membuat LDR bisa dimanfaatkan sebagai sensor cahaya.

 maka rangkaian untuk sensor cahaya adalah sebagai berikut:


  yang perlu Anda siapkan adalah resistor 10 K ohm, LDR, dan beberapa kabel jumper. dan yag anda lakukan adalah sebagai berikut:
1. Salah satu kaki LDR disambungkan ke VCC pada Arduino
2. Salah satu kaki Resistor disambungkan ke GND pada arduino
3. Sambungkan sisa kaki LDR dan sisa kaki resistor, kemudian sambungan tersebut dihubungkan ke pin A0 pada board Arduino

UNTUK PROGRAM CODENYA DOWNLOAD DISINI

MENGATUR SUHU DENGAN ARDUINO

BASIC-3


LM35 merupakan IC sensor suhu dengan bentuk yang mirip
dengan transistor. Kaki IC ini hanya ada tiga, yaitu untuk VCC,
Output, dan GND .
Sensor ini bisa digunakan untuk mengukur suhu
 dari -55 ℃ – 150℃ celcius. Berdasarkan datasheet LM35
, maka kita bisa menggunakan
pengukuran penuh (-55 – 150 ℃

 celcius) atau pengukuran sebagian yaitu
hanya bisa menghitung dari 2 – 150 ℃
 celcius.
1. Sambungkan kaki 1 ke VCC

2. Sambungkan kaki kedua (tengah) ke A0. A0 adalah pin analog,
kaki pin analog berfungsi untuk berbagasi tranduser / sensor
yang mengharuskan sinyal analog. Oleh sebab itu, untuk
membaca kaki ini menggunakan analogRead(), sedangkan
untuk menulisnya menggunakan analogWrite().
3. Sambungkan kaki ke-3 ke GND.

UNTUK PROGRAM CODENYA download disini

LED DENGAN POTENSIOMETER

BASIC-2


Setelah kita belajar mengatur intensitas cahaya LED dengan
pushbutton, kali ini kita akan mengunakan potensiometer. Kelebihan
menggunakan potensiometer yaitu kita lebih mudah sebab kita hanya
butuh satu alat untuk membuat LED lebih redup atau lebih terang.

sebelum potensiometer habis, atau LED sudah full nyalanya ketika
potensiometer baru kita naikkan setengah. Jadi, kita tidak bisa
menggunakan satu putaran full potensiometer untuk menaikkan atau
menurunkan intensitas cahaya LED tersebut. Butuh bukti?
Pada rangkaian 3.3 menggunakan potensiometer 50k ohm jenis
trimmer. Anda juga bisa mencobanya dengan menggunakan
potensiometer putar. Yang digunakan di gambar adalah potensiometer
trimmer yang ukurannya lebih kecil dan bisa ditancapkan ke project

1. Sambungkan kaki negatif LED ke GND dengan jumper
2. Kaki positif LED dihubungkan ke salah satu ujung kaki (kaki
yang bawah) potensiometer dengan jumper
3. Kaki tengah (kaki di sisi yang sendirian) dihubungkan dengan
ujung kaki yang lainnya (kaki yang atas) dengan jumper
4. Kaki yan atas dihubungkan ke +5v dengan resistor.
Jika Anda memutar kekiri atau ke kanan, maka LED akan menyala
lebih terang, tapi LED tidak akan pernah padam. Hal tersebut
disebabkan karena arus yang masuk ke LED tidak memungkinkan
untuk membuat LED padam. Kenapa? Karena resistor yang dipilih
tidak sesuai.
Solusinya, kita bisa menggukan teknik PWM seperti yang kita
bahas sebelumnya. Hanya saja, untuk mengatur PWM kita
menggunakan potensiometer, bukan pushbutton. Kebayang? 


untuk program diagram diatas potensio dengan led download program potensio

flip flop

BASIC - 1


Ketika belajar pemrogaman, program pertama yang harus dicoba
pertama kali adalah memunculkan pesan "Hello World!". Dalam
belalajar mikrokontroller ternyata juga ada, yang pertama kali harus
dibuat adalah membuat lampu LED berkedip, LED berkedip
maksudnya adalah flip-flop, hehe. 
LED merupakan kependekan dari Light Emiting Diode, yaitu diode
yang mampu mengubah listrik menjadi cahaya. Sebagaimana sifat
diode, lampu LED memiliki kaki positif dan negatif. Sehingga


pemasangannya tidak boleh terbaik, jika dipasang terbalik maka tidak
akan ada arus yang mengalir dan LED pun tidak akan menyala.
Arduino bekerja pada tegangan 5-12 volt dengan arus yang relatif
besar yang sanggup memutuskan LED. Sehingga jika kita ingin
menyambungkan LED, maka kita butuh tahanan (resistor) untuk
membatasi arus yang masuk ke LED. LED memiliki tegangan kerja
yang disebut dengan forward voltage (vf) yang mana tegangan ini
adalah tegangan yang dibutuhkan LED untuk bisa menyala dengan
baik.
Ukuran resistor yang bisa dipakai adalah 100Ω hingga 1KΩ (Ω
dibaca ohm, satuan dari resistansi/hambatan), makin besar nilai
resistor maka nyala LED akan semakin redup. Pada Arduino, tegangan
yang keluar dari pin-pinnya adalah 0-5 volt. Sementara catu daya
untuk Arduino antara 5-12 volt. Oleh sebab itu, pemilihan resistor
tergantung tegangan mana yang akan kita gunakan. \



di atas ini adalah diagram lampu kelap kelipnya untuk program lampu kelap kelipnya
download disini